Jumat, 01 Januari 2016

KITA TERLALU EGOIS

SURAT CINTA UNTUK UMAT MUSLIM
Berangkat dari Al-Ashr, Watawashoubil haq, watawashoubil sabr.
Ciri orang beriman adalah mengingatkan kepada yang benar, dan mengingatkan dengan kesabaran.
Perangi seseorang yang masih dalam keadaan tersesat atau percaya kepada berhala atau tuhan-tuhan yang banyak hingga mereka menyatakan “Tiada Tuhan selain Allah”.
Sebagai Muslim, merujuk pada ajaran Nabi Muhammad SAW, bahwa ketika menghadapi Ahli Kitab (Taurat dan Injil), jadikanlah materi dakwah pertama-tama yang engkau sampaikan adalah agar mereka mentauhidkan Allah Ta’ala. Jika mereka telah sadar akan hal ini, beritahulah mereka bahwa Allah mewajibkan shalat, beritahulah mereka bahwa Allah mewajibkan zakat atas harta mereka, yang diambil dari yang kaya dan diberikan kepada yang miskin, dan jika mereka telah mengikrarkan yang demikian, ambilah harta mereka dan jagalah harta mereka yang kesemuanya harus dijaga kehormatannya. (kata Muhammad SAW dalam karya Bukhari 6824, Muslim 28).
Kewajiban inti dakwah adalah Tauhid atau Meng-Esa-kan Allah. Masih banyak saudara non muslim kita yang percaya kepada berhala. Jika hidayah dari Allah, ilmu dari Allah adalah harta mewah, mengapa kita tidak membagikannya?
Hijab(terlepas dari manfaat ilmiahnya), memang wajib, tapi apakah ketika membicarakan mobil, kita harus ribut dengan jok kulit warna hitam atau coklat?
Jenggot(terlepas dari manfaat ilmiahnya), memang Muhammad mewajibkannya, tetapi sebelum lebih luas kepada hal syariat, kita harus tahu hakikat beragama.
Ketika kita masuk Sekolah Dasar (SD), apakah kita langsung masuk kelas 2 atau 3? Pastinya kita masuk kelas 1 terlebih dahulu.
Ketika mahasiswa S2 melihat siswa SMP, apa hasrat mahasiswa S2? Dia pasti mengajarkan, bukan membully.
Yang disayangkan umat Muslim, khususnya Indonesia, adalah meributkan hal syariat, sehingga lupa untuk berdakwah di depan Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, Taoisme, dan keyakinan lainnya.
Banyak orang dengan title Haji di negara mayoritas Islam ini, saat haji, kita lafalkan LAA SYARIKAALAAH yang berarti, tidak ada syrik(menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun), tidak ada sekutu bagi-Mu Ya Allah. Tapi ketika kembali dari Arab ke negara masing-masing, di pasar, mall, sekolah, dan lingkungan rumahnya masih ada kesyirikan.
Wahai Umat Muslim,
Kita terlalu egois untuk menuju surga dan tidak memperhatikan saudara manusia yang lain untuk mengajaknya ke surga.
Bukankah kita yakin kalau fitrah manusia adalah Islam?
Kita egois saat banyak umat Muslim yang mengatakan bahwa Ahok adalah kafir, bukankah sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW, sebelumnya kafir?
Se-Ekstrim apapun pertanyaan umat non muslim kepada muslim, itu adalah tantangan bagi umat Muslim untuk banyak belajar.
Keyakinan Islam yang akan mengantarkan kita ke Surga, dan kita “menyembunyikan Ilmu kita” kepada saudara manusia yang saat ini masih belum paham tentang Islam? Lantas dengan enak kita membully umat non muslim bahwa mereka sesat? Sudahkah kita terjun saling memahami, saling belajar terhadap kebenaran?
Yesus alaihissalam berkata(mengajarkan jurnalisme),”dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakanmu.” Yohanes 8: 32
Kita sadar, kita terlalu takut untuk mengungkapkan ini di depan muka-muka saudara manusia kita yang lain. Ya saya pun takut, tapi mari kita kembalikan esensi dakwah untuk tidak membully manusia. Kita tahu siksa neraka sangat pedih? Tegakah kita melihat saudara manusia yang lain masuk neraka?

Kita terlalu egois...