SURAT CINTA
UNTUK UMAT MUSLIM
Berangkat dari Al-Ashr, Watawashoubil haq,
watawashoubil sabr.
Ciri orang beriman adalah mengingatkan kepada
yang benar, dan mengingatkan dengan kesabaran.
Perangi seseorang yang masih dalam keadaan
tersesat atau percaya kepada berhala atau tuhan-tuhan yang banyak hingga mereka
menyatakan “Tiada Tuhan selain Allah”.
Sebagai Muslim, merujuk pada ajaran Nabi Muhammad SAW, bahwa ketika
menghadapi Ahli Kitab (Taurat dan Injil), jadikanlah materi dakwah pertama-tama
yang engkau sampaikan adalah agar mereka mentauhidkan Allah Ta’ala. Jika mereka telah sadar akan hal ini, beritahulah
mereka bahwa Allah mewajibkan shalat, beritahulah mereka bahwa Allah mewajibkan
zakat atas harta mereka, yang diambil dari yang kaya dan diberikan kepada yang
miskin, dan jika mereka telah mengikrarkan yang demikian, ambilah harta mereka
dan jagalah harta mereka yang kesemuanya harus dijaga kehormatannya. (kata
Muhammad SAW dalam karya Bukhari 6824, Muslim 28).
Kewajiban inti dakwah adalah Tauhid atau
Meng-Esa-kan Allah. Masih banyak saudara non muslim kita yang percaya kepada
berhala. Jika hidayah dari Allah, ilmu dari Allah adalah harta mewah, mengapa
kita tidak membagikannya?
Hijab(terlepas dari manfaat ilmiahnya), memang
wajib, tapi apakah ketika membicarakan mobil, kita harus ribut dengan jok kulit
warna hitam atau coklat?
Jenggot(terlepas dari manfaat ilmiahnya),
memang Muhammad mewajibkannya, tetapi sebelum lebih luas kepada hal syariat, kita
harus tahu hakikat beragama.
Ketika kita masuk Sekolah Dasar (SD), apakah
kita langsung masuk kelas 2 atau 3? Pastinya kita masuk kelas 1 terlebih
dahulu.
Ketika mahasiswa S2 melihat siswa SMP, apa
hasrat mahasiswa S2? Dia pasti mengajarkan, bukan membully.
Yang disayangkan umat Muslim, khususnya
Indonesia, adalah meributkan hal syariat, sehingga lupa untuk berdakwah di
depan Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, Taoisme, dan keyakinan lainnya.
Banyak orang dengan title Haji di negara
mayoritas Islam ini, saat haji, kita lafalkan LAA SYARIKAALAAH yang berarti,
tidak ada syrik(menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun), tidak ada sekutu
bagi-Mu Ya Allah. Tapi ketika kembali dari Arab ke negara masing-masing, di
pasar, mall, sekolah, dan lingkungan rumahnya masih ada kesyirikan.
Wahai Umat Muslim,
Kita terlalu egois untuk menuju surga dan
tidak memperhatikan saudara manusia yang lain untuk mengajaknya ke surga.
Bukankah kita yakin kalau fitrah manusia
adalah Islam?
Kita egois saat banyak umat Muslim yang
mengatakan bahwa Ahok adalah kafir, bukankah sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW,
sebelumnya kafir?
Se-Ekstrim apapun pertanyaan umat non muslim
kepada muslim, itu adalah tantangan bagi umat Muslim untuk banyak belajar.
Keyakinan Islam yang akan mengantarkan kita ke
Surga, dan kita “menyembunyikan Ilmu kita” kepada saudara manusia yang saat ini
masih belum paham tentang Islam? Lantas dengan enak kita membully umat non
muslim bahwa mereka sesat? Sudahkah kita terjun saling memahami, saling belajar
terhadap kebenaran?
Yesus alaihissalam berkata(mengajarkan
jurnalisme),”dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan
memerdekakanmu.” Yohanes 8: 32
Kita sadar, kita terlalu takut untuk
mengungkapkan ini di depan muka-muka saudara manusia kita yang lain. Ya saya
pun takut, tapi mari kita kembalikan esensi dakwah untuk tidak membully
manusia. Kita tahu siksa neraka sangat pedih? Tegakah kita melihat saudara
manusia yang lain masuk neraka?
Kita terlalu egois...